Selasa, 30 Oktober 2012

Membuat garis vertikal, horizontal dan diagonal dengan open GL

Disini saya akan menjelaskan tentang apa itu opengl yg dapat membuat aplikasi garis vertikal maupun horizontal. opengl sendiri merupakan sebuah library portable jadi kita bebas untuk menggunakan bahasa pemrograman apa saja. Cara-cara yang sudah umum digunakan adalah dengan membuat window-based OpenGL. dan jika ingin membuat konsep widowing kita pun memerlukan tool aplikasi tertentu. Yang kita gunakan kali ini adalah GLUT (OpenGL Utility Toolkit). Kenapa kita pilih GLUT dipilih karena di dalamnya telah terdapat banyak fungsi yang dapat dipakai untuk pembuatan application window. Disamping itu, windowing pada GLUT juga bersifat independen terhadap sistem operasi, sehingga kita tidak perlu repot-repot untuk mengubah kode program jika diterapkan pada sistem operasi yang berbeda. Sebelum menulis program instal terlebih dahulu semua yang dibutuhkan.. Buka terminal kalian lalu ketik perintah dibawah ini : root@bt:~# apt-get install freeglut3 freeglut3-dev libglew1.5 libglew1.5-dev libglu1-mesa libglu1-mesa-dev libgl1-mesa-glx libgl1-mesa-dev buka editor yang biasa kalian pakai, agar lebih mudah..lalu ketiklah codingan seperti berikut ini : // Penggunaan Library GLUT // #include // Function horozontal // void garis(void) { // Memebersihakan layar sebeleum pembentukan grafik glClear(GL_COLOR_BUFFER_BIT); glBegin(GL_LINES); //<>// glVertex2f (0.9, -0.0); glVertex2f (-0.9, 0.0); glEnd(); glFlush(); } // Fungsi main utama sebagai pembetuk jendela form int main(int argc, char **argv) { glutInit(&argc, argv); glutInitDisplayMode(GLUT_DEPTH | GLUT_SINGLE | GLUT_RGBA); // membuat nilai display secara default glutInitWindowPosition(500,500); // menentukan posisi window saat tampil pertama glutInitWindowSize(300,300); // menentukan size atau ukuran dari window glutCreateWindow(argv[0]); glutDisplayFunc(garis); // pemanggilan fungsi horizontal glutMainLoop(); } dan jika sudah selesai, buka lah terminal untuk mengcompile codingan tersebut..dan ketik perintah berikut : root@bt:~# gcc -lglut nama_program.c -o nama_program lalu jalankan programnya : root@bt:~# ./nama_program Hasil program :
Untuk membut garis vertikal dan diagonal, ganti codingan pada pembentukan garis difunction garis. Garis Vertikal : //<>// glVertex2f (0.0, -0.9); glVertex2f (-0.0, 0.9); /////////////////////////////////
Garis Diagonal : //<>// glVertex2f (-0.9, 0.9); glVertex2f (-0.0, -0.0); ///////////////////////////////////

Kamis, 18 Oktober 2012

TEKNOLOGI DUNIA

TEKNOLOGI DUNIA Tidak bisa dipungkiri pada era abad ini, teknologi menjadi suatu kebutuhan yang sangat mendunia. Dengan adanya alat-alat canggih yang mampu membuat informasi menjadi mudah untuk di mengerti, para pendahulu kita telah memulai menciptakan itu dari puluhan bahkan ratusan tahun lalu. Dan para generasi mereka mulai mencerna peninggalan para pendahulunya untuk memodernisasi apa yang telah di ciptakan. Tidak hanya itu, bahkan generasi sekarang mampu menciptakan alat-alat canggih jauh sesudah para pendahulunya. Tapi semua itu tidak terlepas dari apa yang telah di ajarkan oleh para pendahulu mereka. Dan perkembangan teknologi itu sudah terlihat di sekitar kita, dan bahkan dekat sekali. Apakah yang kita sadari di setiap jam bahkan menit terlebih lagi detik, tangan kita tak terlepas dari alat komunikasi bernama handphone. Dulu sebelum alat ini mendunia, semua orang menggunakan secarik kertas dengan tetesan tinta yang pada saat zamannya metode ini sangat berguna untuk saling berbagi informasi. Di mulai dari urusan sebuah negara,antar petinggi negara, antar perusahaan, bahkan rakyat pun ikut serta dalam menggunakan metode ini. Dan terlebih lagi urusan pribadi, semisal 2 insan yang sedang di mabuk asmara. Cara ini sangat ampuh pada zamannya untuk menghilangkan noda-noda rindu yang melekat pada organ-organ vital akibat dari efek yang bernama cinta. Sampai-sampai deterjen mana pun tak mampu mengangkat noda-noda ini. Setelah itu barulah kemudian perlahan-lahan para generasi pada zaman itu, membuat alat yang sedikit lebih canggih untuk saling berbagi informasi. Dan sampai saat ini salah satu cara yang digunakan di seluruh belahan dunia adalah metode sms, dengan metode ini orang tak perlu repot-repot untuk mencari-cari kertas dan pulpen untuk menulis sebuah surat dan pergi ke tempat pengiriman surat. Tapi metode surat ini masih banyak juga di gunakan untuk saling berbagi informasi, bahkan yang bersifat privasi.Tak mau kalah dengan para generasinya, para manusia jenius di bidang teknologi pun menciptakan metode-metode lain yang bersifat tak lain untuk berbagi informasi. Mungkin hanya sistemnya yang berbeda, walaupun metode ini memang sama seperti metode sms. Yang tak lain seperti BBM,WHAT’S UP,dll. Terlepas dari itu, metode yang digunakan tetap sama dengan metode sms. Perlahan demi perlahan dunia semakin canggih dengan terciptanya alat-alat maupun sistem yang menunjang bagi kehidupan banyak manusia, yang bilamana disebutkan satu persatu takkan ada habis-habisnya. Kita lihat 3 perusahaan seperti, google, facebook, dan youtube. Siapa yang tidak tunduk dengan 3 perusahaan raksasa yang sedang mendunia saat ini. Di balik kesuksesan mereka saat membangun usaha yang saat ini menjadi salah satu konsumsi masyarakat dunia adalah kerja keras mereka yang tak mudah seperti membalikkan telapak tangan, sampai pada akhirnya menjadi salah satu kebutuhan masyarakat dunia. Tak hanya sampai disitu, mereka pun terus mengembangkan situs yang mereka ciptakan, hingga dari segi tampilan maupun yang lainnya tidak membosankan.

(Perkembangan Bahasa Indonesia)

PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA Setiap hari pastinya kita menggunakan Bahasa Indonesia, sebagai bahasa sehari-hari kita. Baik untuk berbicara, menulis, dan kegiatan sehari-hari lainnya. Tapi sekarang ini telah banyak perubahan yang ada. Baik dari segi pengaruh luar yaitu perkembangan global dan juga dari masyarakat Indonesia sendiri.Sekarang ini pun dari bidang pendidikan, anak-anak playgroup sudah diajarkan menggunakan bahasa luar negeri seperti Bahasa Inggris, Bahasa Mandarin dan Bahasa Jepang dan masih banyak yang lainnya. Belum lagi setelah tingkat SD, SMP, SMA dan seterusnya, makin banyak bahasa-bahasa asing yang dipelajari. Ini dianggap sebagai kebutuhan modal, juga sebagai tolak ukur kemajuan individu-individu di masa depan. Tapi ini mempunyai pengaruh secara langsung dan tak langsung, yaitu bahasa asing menjadi bahasa sehari-hari agar terbiasa dan juga sebagai alat latih untuk memperlancar pengucapan, pendengaran dan penulisan.Cukup memprihatinkan, karena fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu dari Warga Negara Indonesia menjadi tergeser. Karena bahasa asing, menjadi bahasa pergaulan, menjadi jembatan dalam persaingan global dan juga salah satu syarat dalam dunia pekerjaan.Tak dipungkiri pentingnya mempelajari bahasa asing, tapi alangkah jauh lebih baik bila kita tetap menjaga, melestarikan dan membudayakan Bahasa Indonesia. Maka dari itu untuk memperdalam mengenai Bahasa Indonesia, kita perlu mengetahui bagaimana perkembangannya sampai saat ini sehingga kita tahu mengenai bahasa pemersatu dari berbagai suku dan adat-istiadat yang beranekaragam yang ada di Indonesia, yang termasuk kita didalamnya. Asal Mula Bahasa Indonesia dari segi bahasa yang digunakan Bahasa Indonesia adalah Bahasa Melayu, sebuah Bahasa Austronesia yang digunakan sebagai lingua franca di Nusantara kemungkinan sejak abad-abad awal penanggalan modern, paling tidak dalam bentuk informalnya. Bentuk bahasa sehari-hari ini sering dinamai dengan istilah Melayu Pasar. Jenis ini sangat lentur sebab sangat mudah dimengerti dan ekspresif, dengan toleransi kesalahan sangat besar dan mudah menyerap istilah-istilah lain dari berbagai bahasa yang digunakan para penggunanya.Bentuk yang lebih resmi, disebut Melayu Tinggi, pada masa lalu digunakan kalangan keluarga kerajaan di sekitar Sumatera, Malaya, dan Jawa. Bentuk bahasa ini lebih sulit karena penggunaannya sangat halus, penuh sindiran, dan tidak seekspresif Bahasa Melayu Pasar. Pemerintah kolonial Belanda yang menganggap kelenturan Melayu Pasar mengancam keberadaan bahasa dan budaya Belanda berusaha meredamnya dengan mempromosikan Bahasa Melayu Tinggi, di antaranya dengan penerbitan karya sastra dalam Bahasa Melayu Tinggi oleh Balai Pustaka. Tetapi Bahasa Melayu Pasar sudah telanjur diambil oleh banyak pedagang yang melewati Indonesia.Bahasa Melayu di Indonesia kemudian digunakan sebagai lingua franca (bahasa pergaulan), namun pada waktu itu belum banyak yang menggunakannya sebagai bahasa ibu. Biasanya masih digunakan bahasa daerah (yang jumlahnya bisa sampai sebanyak 360).Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Di sana, pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, dicanangkanlah penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk negara Indonesia pascakemerdekaan. Soekarno tidak memilih bahasanya sendiri, Jawa (yang sebenarnya juga bahasa mayoritas pada saat itu), namun beliau memilih Bahasa Indonesia yang beliau dasarkan dari Bahasa Melayu yang dituturkan di Riau.Bahasa Melayu Riau dipilih sebagai bahasa persatuan Negara Republik Indonesia atas beberapa pertimbangan sebagai berikut: Jika bahasa Jawa digunakan, suku-suku bangsa atau puak lain di Republik Indonesia akan merasa dijajah oleh suku Jawa yang merupakan puak (golongan) mayoritas di Republik Indonesia. Bahasa Jawa jauh lebih sukar dipelajari dibandingkan dengan bahasa Melayu Riau. Ada tingkatan bahasa halus, biasa, dan kasar yang dipergunakan untuk orang yang berbeda dari segi usia, derajat, ataupun pangkat. Bila pengguna kurang memahami budaya Jawa, ia dapat menimbulkan kesan negatif yang lebih besar. Bahasa Melayu Riau yang dipilih, dan bukan Bahasa Melayu Pontianak, atau Banjarmasin, atau Samarinda, atau Maluku, atau Jakarta (Betawi), ataupun Kutai, dengan pertimbangan pertama suku Melayu berasal dari Riau, Sultan Malaka yang terakhirpun lari ke Riau selepas Malaka direbut oleh Portugis. Kedua, ia sebagai lingua franca, Bahasa Melayu Riau yang paling sedikit terkena pengaruh misalnya dari bahasa Tionghoa Hokkien, Tio Ciu, Ke, ataupun dari bahasa lainnya. Pengguna bahasa Melayu bukan hanya terbatas di Republik Indonesia. Pada tahun 1945, pengguna bahasa Melayu selain Republik Indonesia masih dijajah Inggris. Malaysia, Brunei, dan Singapura masih dijajah Inggris. Pada saat itu, dengan menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan, diharapkan di negara-negara kawasan seperti Malaysia, Brunei, dan Singapura bisa ditumbuhkan semangat patriotik dan nasionalisme negara-negara jiran di Asia Tenggara.Dengan memilih Bahasa Melayu Riau, para pejuang kemerdekaan bersatu lagi seperti pada masa Islam berkembang di Indonesia, namun kali ini dengan tujuan persatuan dan kebangsaan.Bahasa Indonesia yang sudah dipilih ini kemudian distandardisasi (dibakukan) lagi dengan nahu (tata bahasa), dan kamus baku juga diciptakan. Hal ini sudah dilakukan pada zaman Penjajahan Jepang. Perkembangan Bahasa Indonesia berdasarkan peristiwa-peristiwa penting Perinciannya sebagai berikut: Pada tahun 1901 disusunlah ejaan resmi Bahasa Melayu oleh Ch. A. van Ophuijsen dan ia dimuat dalam Kitab Logat Melayu. Pada tahun 1908 Pemerintah mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada tahun 1917 ia diubah menjadi Balai Pustaka. Balai itu menerbitkan buku-buku novel seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara kesehatan, yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas. Tanggal 28 Oktober 1928 merupakan saat-saat yang paling menentukan dalam perkembangan bahasa Indonesia karena pada tanggal itulah para pemuda pilihan mamancangkan tonggak yang kukuh untuk perjalanan bahasa Indonesia.Pada tahun 1933 secara resmi berdirilah sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana dan kawan-kawan. Pada tarikh 25-28 Juni 1938 dilangsungkanlah Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Dari hasil kongres itu dapat disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu. Pada tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah Undang-Undang Dasar RI 1945, yang salah satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara. Pada tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan Ejaan Republik (Ejaan Soewandi) sebagai pengganti Ejaan van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya. Kongres Bahasa Indonesia II di Medan pada tarikh 28 Oktober s.d. 2 November 1954 juga salah satu perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terus-menerus menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa kebangsaan dan ditetapkan sebagai bahasa negara. Perkembangan Bahasa Indonesia berdasarkan prasasti-prasasti : Penelusuran perkembangan bahasa Indonesia bisa dimulai dari pengamatan beberapa inskripsi (batu bertulis) atau prasasti yang merupakan bukti sejarah keberadaan bahasa Melayu di kepulauan Nusantara. Prasasti-prasasti itu mengungkapkan sesuatu yang menggunakan bahasa Melayu, atau setidak-tidaknya nenek moyang bahasa Melayu. Nama-nama prasasti adalah: (1) Kedukan Bukit (683 Masehi), (2) Talang Tuwo (684 Masehi), (3) Kota Kapur (686 Masehi), (4) Karang Brahi (686 Masehi), (5) Gandasuli (832 Masehi), (6) Bogor (942 Masehi), dan (7) Pagaruyung (1356) (Abas, 1987: 24) Prasasti-prasasti itu memuat tulisan Melayu Kuno yang bahasanya merupakan campuran antara bahasa Melayu Kuno dan bahasa Sanskerta. - Prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan di tepi Sungai Tatang di Sumatera Sedlatan, yang bertahun 683 Masehi atau 605 Saka ini dianggap prasasti yang paling tua, yang memuat nama Sriwijaya. - Prasasti Talang Tuwo, bertahun 684 Masehi atau 606 Saka, menjelaskan tentang konstruksi bangunan Taman Srikestra yang dibangun atas perintas Hyang Sri-Jayanaca sebagai lambang keselamatan raja dan kemakmuran negeri. Prasasti ini juga memuat berbagai mantra suci dan berbagai doa untuk keselamatn raja. - Prasasti Kota Kapur di Pulau Bangsa dan prasasti Karang Brahi di Kambi, keduanya bertahun 686 Masehi atau 608 Saka, isinya hampir sama, yaitu permohonan kepada Yang Maha Kuasa untuk keselamatan kerajaan Sriwijaya, agar menghukum para penghianat dan orang-orang yang memberontak kedaulatan raja. Juga berisi permohonan keselamatan bagi mereka yang patuh, taat, dan setia kepada raja Sriwijaya. Jika berbagai prasasti tersebut bertahun pada zaman Sriwijaya, bisa disimpulkan bahwa Bahasa Melayu Kuno pada zaman itu telah berperan sebagai lingua franca. Atau, ada kemungkinan sebagai bahasa resmi pada zaman Sriwijaya. Kesimpulan ini diperkiat oleh keterangan I Tsing tentang bahasa itu bahwa bersama dengan Bahasa Sanskerta, Bahasa Melayu (diistilahkan Kw’en Lun) memegang peranan penting di dalam kehidupan politik dan keagamaan di negara itu (Sriwijaya). Perkembangan Bahasa Indonesia berdasarkan catatan-catatan penting Selain berbagai prasasti tersebut, terdapat pula beberapa catatan yang bisa dijadikan sumber informasi tentang asal-usul bahasa Melayu. Sejarah kuno negeri Cina turut membuktikan tentang keberadaan bahasa Melayu tersebut. Pada awal masa penyebaran agama Kristen, pengembara-pengembara Cina yang berkunjung ke Kepulauan Nusantara menjumpai adanya berbagai lingua franca yang mereka namai Kw’en Lun di Asia Tenggara. Salah satu di antara Kw’en Lun itu oleh I Tsing diidentifikasi di dalam Chronicle-nya sebagai bahasa Melayu. Untuk keperluan perkembangan Bahasa Melayu menjadi Bahasa Indonesia, Traktat London (Perjanjian London) 1824 antara Pemerintah Inggris dan Belanda merupakan tonggak sejarah yang sangat penting. Sebab, pada traktat itu antara lain berisi kesepakatan pembagian dua wilayah, yaitu: (1) Semenanjung Melayu dan Singapura besera pulau-pulau kecilnya menjadi kekuasaan kolonial Inggris; dan (2) Kepulauan Nusantara (Kepulauan Sunda besar: pulau-pulau Sumatera, Jawa, sebagian Borneo/kalimantan, dan Sulawesi; Kepulauan Sunda kecil: pulau-pulau Bali, Lombok, Flores, Sumbawa, Sumba, sebagian Timor , dan lain-lain; Kepulauan Maluku dan sebagian Irian) menjadi kekuasaan kolonial Belanda.